Assalaamu’alaikum...
Heeyy Mooommss, welcome back to Rumah Puspa’s web, jadi di artikel kali ini kita akan bahas tips-tips terjitu nih untuk para Moms yang sedang menyusui, karena banyaknya pertanyaan, dan permintaan dari para Moms, jadi kita posting deh... don’t forget to read, share, and let’s cekidot!!!
Pertanyaan yang kerap kali muncul menjelang bulan suci Ramadhan adalah seputar kewajiban puasa bagi ibu yang sedang menyusui. Sebagian besar para ibu menyusui merasa khawatir dengan kondisi bayinya dan tidak sedikit yang memutuskan untuk tidak berpuasa.
Berpuasa di bulan Ramadhan memang wajib hukumnya bagi muslim yang memang telah memenuhi syarat berpuasa. Namun, bila Moms sedang menyusui, menurut hukum Islam, Moms diberi keringanan untuk boleh tidak berpuasa.
Alasan medis yang mendasari diperbolehkannya ibu menyusui tidak berpuasa adalah kondisi Moms sendiri yang umumnya kurang mendukung untuk bisa menjalankan ibadah puasa. Bila ibu menyusui dipaksakan untuk berpuasa, dikhawatirkan dapat membahayakan sang ibu maupun bayi. Kewajiban puasa dapat dikompensasikan atau diganti di kemudian hari.
Namun, jika Moms memutuskan untuk tetap berpuasa, beberapa hal yang perlu Moms pertimbangkan adalah bahwa bagi ibu menyusui terutama yang masih menyusui ASI ekslusif (ASI saja sampai 6 bulan) disarankan untuk tidak berpuasa, karena setiap 2 sampai 3 jam Moms harus memberikan ASI kepada Si Kecil.
Apabila asupan makan berkurang, maka kandungan zat gizi pada ASI juga berkurang. Padahal, bayi dalam masa pertumbuhan membutuhkan gizi yang sempurna melalui ASI. Bila Moms masih menyusui tapi bayi sudah mendapatkan makanan tambahan (di atas usia 6 bulan), Moms boleh saja berpuasa. Moms bisa mengatur dengan cara menyusui dalam frekuensi lebih di malam hari dan memberikan makanan pendamping sesuai kebutuhan gizi si Kecil. Kekhawatiran bila ibu menyusui berpuasa adalah berkurangnya produksi ASI.
Studi menunjukkan bahwa puasa dapat menyebabkan penyapihan dini dan membuat proses menyusui terpaksa berhenti mendadak. Efek ini bisa muncul dalam proses puasa jangka panjang seperti Ramadhan, tidak pada puasa jangka pendek (berpuasa hanya satu hari).
Bagaimana Puasa Berdampak pada ASI? Kandungan lemak dalam ASI tidak berubah ketika Moms berpuasa selama sehari. Namun, hal yang sama tidak terjadi jika Moms berpuasa dengan durasi yang lebih lama. Kita tahu bahwa nutrisi yang tidak memadai dapat mengubah komposisi ASI. Hal yang sama bisa terjadi saat ibu menyusui berpuasa.
Jika puasa menyebabkan penurunan berat badan, mungkin Moms harus memikirkan kembali prioritas Moms. Hal ini karena ASI akan meluluhkan lemak dari tubuh Moms untuk mengimbangi lemak tidak memadai dari pola makan Moms. Hal ini akan menyebabkan penurunan berat badan yang tidak sehat.
Okeyy Moms, sekarang kita bahas, yuk, tips-tips jitu agar bisa tetap menyusui di bulan Ramadhan yang tentunya aman untuk dijalani :
1. Niat, Persiapan, dan Dukungan
Seperti halnya menyusui pada bulan-bulan lainnya, menyusui sambil berpuasa selain membutuhkan niat yang kuat juga harus melalui persiapan yang matang serta mendapatkan dukungan dari lingkungan terdekat. Pastikan ibu dan bayi dalam kondisi sehat ketika hendak memasuki bulan puasa, berkonsultasilah dengan dokter untuk memastikan hal ini, terutama bila si kecil masih berusia di bawah 6 bulan.
Sebenarnya selama si kecil nyaman dan semua kebutuhannya terpenuhi, Moms tidak akan mendapatkan masalah yang berarti. Selama si kecil memiliki berat badan yang terus berkembang sesuai usiannya, Moms boleh saja berpuasa.
Menyempatkan waktu untuk beristirahat sejenak agar Moms memiliki tenaga untuk menyusui, memerah, mendampingi anak, serta beribadah. Bila Moms memiliki lebih dari satu anak, siapkan beberapa perlengkapan dan aktivitas untuk menyibukkan anak yang lebih besar. Kurangi, atau bila memungkinkan mintalah bantuan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
Merencanakan menu selama bulan Ramadhan dan berbelanja sebelumnya dapat mengurangi beban pikiran Moms. Hal apapun yang membuat Moms tenang akan mempermudah Moms saat menyusui maupun memerah ASI.
2. Menjaga Asupan Minum dan Makan
Cukup minum dan hindari konsumsi minuman berkafein dan berkarbonasi seperti teh, kopi, minuman ringan, yang bersifat diuretik karena akan membuat Moms lebih sering buang air kecil sehingga cairan tubuh berkurang dengan cepat. Usahakan minum air putih sebanyak 2 liter per hari atau 10-12 gelas ditambah dengan cairan lainnya seperti kuah sup hangat, jus buah, susu, dan lain-lain.
Cukupi ION saat sahur. Saat berpuasa cairan tubuh berkurang 2-3%. Apalagi dengan kondisi puasa sambil menyusui, tentunya akan membuat Moms cepat haus dan rentan mengalami dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi di mana asupan cairan yang masuk lebih sedikit daripada yang keluar. Akibatnya Moms akan cepat lelah, mual muntah, sakit kepala, rentan sakit, dan berat badan jadi mudah berubah-ubah.
Kondisi ini tentunya berbahaya bagi ibu yang masih menyusui karena bisa berpengaruh terhadap produksi ASI. Karena itu, untuk mencegah dehidrasi, pastikan Moms memperbanyak cairan ke dalam tubuh saat sahur untuk menjaga puasa Moms. Pilihlah minuman yang komposisinya mirip dengan cairan tubuh dan mengandung ion.
Selain cairan, ibu juga perlu mengatur agar asupan makanan yang bergizi tetap terjaga. Dengan kebutuhan tambahan sekitar 700 kalori per hari, 500 kalori berasal dari konsumsi makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karenanya penting bagi ibu untuk makan dengan menu gizi seimbang yang mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang, komposisi menu terdiri atas 50% karbohidrat, 30% protein dan 10-20% lemak. Pada prinsipnya berpuasa hanya menggeser jam makan sehingga ibu tetap makan minimal 3 kali sehari saat sahur, saat berbuka puasa, dan sebelum tidur malam.
Dengan rentang waktu makan yang lebih pendek yakni sejak waktu berbuka hingga waktu sahur ibu disarankan untuk membagi waktu makan dan minum secara merata, misalnya dengan minum secukupnya setiap jam atau makan dalam porsi kecil namun sering. Ibu dapat membuat jadwal minum dan makan serta melakukan pencatatan di food diary untuk mengetahui kecukupan asupan selama berpuasa.
3. Mempertahankan Menyusui
Menyusui dan memerahlah seperti biasa, karena produksi ASI sangat bergantung pada seberapa sering payudara dikosongkan. Penting untuk tetap memerah sesuai jadwal yang biasa dan selalu susui sesuai kehendak bayi selama Moms bersama bayi. Moms mungkin akan mengalami penurunan produksi ASI di siang hari, namun ASI biasanya mulai berlimpah setelah waktu berbuka, jadi perseringlah menyusui bayi selama waktu malam dan ASI diperah usai menyusui. Memerah di malam hari juga dapat menghasilkan lebih banyak ASI perah, karena produksi hormon prolaktin di waktu ini sangat optimal.
Ibu menyusui dengan masalah metabolisme seperti diabetes dan hipoglikemia atau masalah kesehatan lainnya, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk berpuasa. Begitu juga bila saat berpuasa ibu mendadak merasa lemas, warna air seni lebih pekat, pusing, atau rasa sakit yang tidak tertahankan. Atau bila ibu menemukan bayi berada dalam kondisi:
- Buang air kecil lebih sedikit, bayi sedikitnya harus buang air kecil sebanyak 6 kali per hari, berat badan tidak bertambah atau bahkan cenderung menurun, rewel sepanjang waktu bahkan setelah disusui, atau sebaliknya bayi lemas dan selalu mengantuk.
- Hentikan puasa jika Moms ataupun bayi berada dalam salah satu kondisi di atas. Selalu berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi ibu menyusui dan bayi selama berpuasa.
Terdapat keringanan dalam Islam bagi ibu menyusui untuk beribadah puasa Ramadhan, bila belum yakin, Moms dapat berkonsultasi hal ini dengan ustadz/ah atau ulama yang lebih mengetahui hukumnya.
Okeyy, Moms, itulah beberapa tips jitu untuk para Moms yang sedang menyusui agar tetap bisa berpuasa selama bulan Ramadhan. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu para Moms yang masih galau dengan puasa saat menyusui.
Semoga bermanfaat, dan sampai jumpa di lain waktu. See you soon, Moms...
@nakjawi
-------------
Baca Juga: Tips Berpuasa Ramadhan Bagi Ibu Menyusui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar